04 Mei 2014

Hari Pers Nasional

Oleh FRANS OBON 

Minggu, 9 Februari, bangsa Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 5/1985, tanggal 9 Februari ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional. Tanggal 9 Februari dijadikan Hari Pers Nasional didasarkan pada fakta historis bahwa pada tanggal 9 Februari 1946, dibentuklah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang menjadi wadah organisasi para wartawan di Indonesia. Tema HPN tahun 2014 adalah “Pers Sehat, Rakyat Berdaulat”. Pada tahun 2013, tema HPN adalah “Pers Bermutu, Bangsa Maju”.
Sudah seringkali dikatakan bahwa pers adalah pilar keempat demokrasi dan memang tidak terbantahkan tentang peranan pers dalam memajukan dan menyehatkan kehidupan masyarakat. Apa jadinya bila kehidupan bersama kita sebagai bangsa dan negara tanpa kehadiran pers. Apa jadinya bila satu daerah (komunitas) tidak memiliki pers. Atau lebih spesifik kita bisa katakan, apa jadinya bila Flores dan Lembata ataupun Nusa Tenggara Timur tidak memiliki pers.
Pers selalu terkait dengan masyarakat di mana dia berada. Oleh karena itu pers pada hakikatnya mencerminkan dinamika kehidupan masyarakatnya. Dinamika pers adalah dinamika masyarakat itu sendiri. Harian Flores Pos, misalnya, 80 persen content (isi) redaksionalnya memuat berita-berita lokal. Ini adalah sebuah pilihan sengaja dan penuh kesadaran bahwa berita-berita pada Harian Flores Pos mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat Flores dan Lembata khususnya dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Dengan demikian Flores Pos memotret bagian-bagian penting dari rekam jejak dinamika kehidupan masyarakat Flores dan Lembata, yang kemudian menjadi dokumentasi dinamika dan sejarah kehidupan masyarakat Flores dan Lembata itu sendiri.
Di dalam menjalankan fungsi ini, pers tentu saja menyajikan berita, informasi dan analisis yang dapat membantu menyehatkan kehidupan kita sebagai masyarakat. Pers akan membongkar kepalsuan dan menguliti kebohongan untuk mendapatkan kebenaran, pers menyuarakan kepentingan rakyat sehingga ada perbaikan dalam penyelenggaraan kehidupan kita bersama. Pers menyajikan berita yang memberikan inspirasi sehingga kita belajar daripadanya. Pers menyajikan analisis agar kita mendapatkan makna dan sepercik api kesadaran baru. Pers menjadi jembatan bagi kedua belah pihak yang berkonflik agar setiap pihak mendapatkan kesempatan untuk menceritakan dan menjelaskan pendapat dan posisinya. Pers menjalankan fungsinya untuk memenuhi hak asasi manusia untuk mendapatkan informasi, dan lain-lain.
Tepatlah dikatakan bahwa pers bermutu, bangsa akan maju dan pers yang sehat, rakyat berdaulat sebagaimana tema Hari Pers Nasional dalam dua tahun terakhir. Pers yang bermutu memang berdampak pada mutu kehidupan maysarakat itu sendiri. Karena masyarakat akan menjadikan pers sebagai referensi dalam mengambil keputusannya. Sajian-sajian berita, informasi, dan analisis yang bermutu tentu saja memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat. Demikian halnya, pers yang sehat baik dari segi redaksional maupun dari segi bisnis akan turut mendaulatkan rakyat. Inilah jawaban dari pertanyaan: untuk siapa pers hadir? Pers pertama-tama diabdikan bagi kepentingan publik atau kepentingan masyarakat, bukan terutama bagi kepentingan dirinya sendiri.
Menjalankan fungsi pers seperti ini tidaklah mudah, terutama dalam konteks kita di daerah. Tantangannya tidak kecil baik tantangan dari internal institusi pers maupun tantangan eksternal. Pers yang bermutu tentu saja menjadi dambaan kita semua. Demikian pula pers yang sehat, yang bebas dari tekanan-tekanan. Sebab halangan terhadap kebebasan pers tidak saja datang dari regulasi pemerintah, tetapi dari masyarakat itu sendiri. Dengan ini mau dikatakan pers tidak lepas dari kekhilafan (erare humanum est/kesalahan itu manusiawi) sehingga aturan menyediakan ruang seperti hak jawab, hak koreksi, dan klarifikasi.
Sejarah masyarakat Nusa Tenggara Timur, terutama Flores dan Lembata, membuktikan bahwa kehadiran pers, yang dipelopori Gereja Katolik telah membantu mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. Dirgahayu Hari Pers Nasional.
Bentara, 10 Februari 2014

Tidak ada komentar: