16 Juli 2009

Saatnya Koperasi Jadi Andalan

Oleh Frans Obon


SELAMAT kepada Koperasi Kredit (Kopdit) Sangosay atas prestasi yang diraihnya. Koperasi yang beranggotakan sekitar 8.902 anggota ini dengan aset Rp70 miliar lebih dan simpanan non saham Rp59 miliar lebih memperoleh predikat koperasi kredit berprestasi tingkat nasional. Anggota Kopdit ini ada di Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo dan sebagian di Ruteng, Kabupaten Manggarai. Bersamaan dengan itu Bupati Ngada Piet Jos Nuwa Wea dinobatkan sebagai tokoh koperasi.

Gerakan koperasi kredit di Ngada, Nagekeo dan Ende sungguh luar biasa. Pertumbuhan anggota tiap tahun meningkat. Sejalan dengan itu aset koperasi juga bertambah baik simpanan saham maupun simpanan non saham. Pengelolaannya pun sudah dilakukan secara komputerisasi. Manajemen diberi peluang untuk mengikut pelatihan, studi banding pada gerakan koperasi kredit di Jawa dan Kalimantan, dan studi banding di Bangkok (Thailand) Filipina, dan Bangladesh.

Tidak kurang dari itu banyak tenaga ahli di bidang koperasi terutama dari Gerakan Koperasi Kredit Asia (ACCU) Bangkok datang ke Puskopdit untuk memberikan pelatihan manajemen, pelatihan kelompok lapangan, dan para pengurus. Selain itu bekerja sama dengan VSO dan lembaga nirlaba lainnya dalam hal pelatihan pengelolaan keuangan. Networking yang dibangun berhasil memajukan gerakan koperasi kredit.

Koperasi primer ini ada di bawah naungan Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Ende, Ngada, dan Nagekeo (Puskopdit BENN). Lembaga intermediasi ini sukses mendinamisasi dan memfasilitasi gerakan koperasi kredit terutama di tingkat primer. Lembaga ini terus menerus memberikan pelatihan, memperbaiki sistem dan cara kerja, serta mengubah sistem pengelolaan keuangan sesuai dengan standar lembaga keuangan, dan membuka diri terhadap kerja sama dengan berbagai pihak. Pada tahun 2009 aset 61 koperasi kredit di bawah Puskopdit BENN sebesar Rp225 miliar lebih, dengan simpanan saham Rp127 miliar lebih, simpanan non saham Rp56 miliar lebih, pinjaman (kredit) Rp192 miliar lebih, dan anggota 52 ribu lebih.

Kalau bupati di Ngada dan Nagekeo mendapat pujian dan penghargaan, hal itu sudah seharusnya. Pemerintah Kabupaten Ngada dan Nagekeo telah mendukung dana bagi pelatihan-pelatihan gerakan koperasi kredit. Mereka tidak memberikan dana untuk dipinjamkan kepada anggota karena itu akan menghancurkan semangat mandiri dalam gerakan koperasi. Gerekan koperasi kredit memang perlu sentuhan manajemen profesional. Karena koperasi kredit tumbuh di desa-desa dan mengelola keuangan masyarakat desa. Sehingga kuncinya adalah bagaimana manajemen koperasi memberikan keamanan bagi keuangan anggota.

Dengan pertumbuhan seperti sekarang ini, memang sudah saatnya koperasi kredit diandalkan agar masyarakat desa memiliki akses ke lembaga keuangan.

Flores Pos | 13 Juli 2009 | bentara

Tidak ada komentar: