16 Juli 2009

Komunikasi Antaretnik Lewat Bolakaki

Oleh Frans Obon


PEKAN DEPAN terunamen tahunan bergensi di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan berlangsung di Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, Flores. El Tari Memorial Cup adalah sebuah turnamen yang dirintis mantan Gubernur El Tari.

Pertandingan sepak bola tingkat provinsi ini pertama-tama dimaksudkan oleh Gubernur El Tari untuk menciptakan keseimbangan di dalam pembangunan. Bahwa dalam tubuh masyarakat Nusa Tenggara Timur yang sehat, terdapat jiwa yang sehat pula.



Kalau sekarang masih terdapat kasus gizi buruk, kemiskinan masih jadi kubangan masyarakat kita, hal itu menunjukkan bahwa strategi pembangunan para pemimpin kita kurang tepat. Resep yang mereka berikan bisa saja copy paste dari strategi di tempat lain. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa para pemimpin kita memang tidak mengenal realitas masyarakat mereka. Atau mereka mengenal realitas masyarakatnya, tapi mereka tidak cermat dalam menganalisis masalahnya.

Pembangunan bisa juga berjalan di tempat meski anggaran yang makin meningkat tiap tahun. Tidak adanya dampak signifikan, bisa pula disebabkan karena anggaran tersebut tidak meresap sampai ke masyarakat akar rumput karena memang terlalu banyak lubang korupsi di setiap pos pemerintah. Hal serupa sekarang telah menjalar sampai ke masyarakat pedesaan.

Ajang pertandingan bolakaki yang digelar tiap tahun dimaksudkan oleh Gubernur El Tari agar masyarakat NTT terlatih dalam olah fisik dan olah mentalnya. Alam NTT yang keras telah pula membentuk kepribadian masyarakat NTT. Tempaan alam yang keras ikut membentuk kultur masyarakat kita. Tentu saja hal ini berpengaruh pada interaksi antaretnik di Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat NTT yang multietnik adalah sebuah bejana indah, tetapi bisa rapuh. Dia bisa pecah jatuh berantakan oleh relasi antaretnik yang tidak ajek. Dengan demikian olah mental diperlukan di sini agar masyarakat bisa membangun komunikasi yang lebih baik dan lebih efektif untuk memelihara kemajemukan masyarakat NTT. Pada gilirannya kemajemukan ini akan dapat berubah menjadi sebuah potensi besar bagi pembangunan masyarakat di daerah ini.

Jika ajang El Tari Memorial Cup ini dimaksudkan sebagai tempat olah fisik dan mental, maka sudah pada tempatnya pertandingan ini tidak boleh dinodai oleh pertikaian di lapangan. Tidak boleh ada kekerasan yang mengarah pada rusaknya komunikasi antaretnik di NTT. Malah sebaliknya ajang El Tari Memorial Cup harus menjadi ajang dan kesempatan untuk memupuk komunikasi yang lebih baik.

Kualitas El Tari Memorial Cup pun tidak saja diukur oleh kemajuan dunia sepakbola NTT, tetapi juga bisa ditakar dari kualitas hubungan antaretnik. Karena kalau ukurannya sebatas bolakaki, sudah dapat dipastikan El Tari Memorial Cup tidak pernah berlangkah maju. Jika kualitas hubungan antaretnik jadi baik, kita tidak akan pernah menyesal telah mengucurkan dana begitu banyak untuk ajang ini.

Flores Pos | 14 Juli 2009 | bentara

Tidak ada komentar: