26 Maret 2009

Membangun Bela Rasa Kopdit Boawae

Oleh Frans Obon

Tahun lalu penambahan anggota Kopdit dua ribu lebih. Aset bertumbuh dari 13 miliar rupiah menjadi 19 miliar lebih.


SUARA Anna Marlinda Boleng mengheningkan suasana sejenak. Dia master ceremony (MC) dalam acara pembukaan rapat anggota tahunan (RAT) ke-XXXV Koperasi Kredit (Kopdit) Boawae, Sabtu pekan lalu. RAT berlangsung 21-22 Maret.

Di aula Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Boawae berkumpul sekitar 500 peserta Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kopdit Boawae. Ini hanya utusan dari 5.000 anggota kopdit. Menurut Ketua Kopdit Boawae Alfons Jemu, mereka telah menggelar pra-RAT pada 10 titik pertemuan. Dari sini beberapa orang dipilih untuk mengikuti RAT di tingkat Kopdit.

Di deretan depan ada Bupati Ngada Piet Jos Nuwa Wea, Cyrilus Bau Engo, Ketua DPRD Thomas Dolaradho, Manajer Puskopdit BEN Mikhael Hongkoda Jawa, Wakil Ketua Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Jakarta Theofilus Woghe dan Ketua Kopdit Boawae Alfons Jemu, Camat Boawae Imanuel Ndun dan anggota DPRD Nagekeo seorang ibu. Bupati Piet Jos Nuwa Wea dan Cyrilus Bau Engo (anggota DPRD NTT) jadi anggota Kopdit ini.

Marlinda membacakan satu persatu “tamu undangan” RAT. Acara pengalungan selendang dilakukan di dalam ruangan. RAT dibuka dengan perayaan ekaristi di kapela SPMA Boawae dipimpin Romo Wempy da Silva Pr dan Romo Edy Dopo Pr.

Dua puluh orang ahli waris dipanggil berdiri di depan. Susana Meo, Dismas Bapa Soda, Maria Goreti W Noe, Magdalena Azi, Bernadeta Bupu, Martina Lua, Yakobus Potu, Fransiskus Lengi, Melkhior Phodi, Katarina To, Mateus Meo, Fitalis Jata, Martina Menge, Katarina Wea Ngole, Maria Yasinta Fonga, Marselina Pase, Yohanes Ghale, Lambertus Dadja, Stefanus Mosa, dan Agnes Ai Ele. Mereka menerima dana santunan Daperma (santunan kematian) dari koperasi. Air mata menetes. Satu per satu Ketua Kopdit Alfons Jemu memberikan amplop dana duka.

“Ini wujud kebersamaan. Mereka telah memberikan yang terbaik bagi koperasi dan khususnya memberikan yang terbaik bagi keluarga. Apa yang telah dirintis oleh keluarga hendaknya dilanjutkan. Mari kita satu dalam Kopdit Boawae,” kata Alfons.
Di awal acara ini juga diberikan dana SPD sebesar Rp52 juta lebih kepada Mikhael H Jawa, Manajer Puskopdit Bekatigade Ende, Ngada, dan Nagekeo. Ini dana pendidikan.

Alfons Jemu yang didaulat memberikan sambutan pertama mengatakan, Kopdit telah menggelar pra-RAT pada 10 titik pertemuan. Peserta yang hadir saat itu utusan dari pra-RAT ini. RAT pada tingkat Kopdit merupakan bentuk pertanggungjawaban dan kesempatan membuat rencana kerja ke depan. Sehingga pertemuan ini, katanya, menghasilkan rencana-rencana strategis bagi pengembangan koperasi.

Dia bilang RAT punya tiga makna: Pertama, kesempatan bertemu, kesempatan orang saling menyapa, tempat tukar menukar informasi. “Kita saling belajar dan beri pencerahan”. Kedua, makna tanggung jawab. Pengurus telah diberi mandat menjalankan roda usaha, maka hasil kerja pengurus itu harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi mandat (anggota). Pertemuan dibuat terencana, disusun program kerja yang terarah dan rasional sehingga hasilnya maksimal. Ketiga makna demokrasi. Peserta RAT harus mengkritisi laporan pengurus dan pengawas, belajar menghargai pendapat orang lain tanpa harus memusuhi.

Manajer Puskopdit Bekatigade Ende, Ngada, dan Nagekeo Mikhael H Jawa bilang, pertumbuhan anggota Kopdit Boawae tahun buku 2008 terbesar dalam sejarah koperasi kredit di bawah Puskopdit. Selama 2008, anggota baru bertambah 2.399 orang, sehingga jumlah anggota Kopdit Boawae sekarang 5.223 orang. Asetnya Rp19,4 miliar lebih dan pinjaman beredar Rp15 miliar lebih.

“Ini uang dari anggota, lalu kembali ke anggota. Uang masyarakat Nagekeo tidak keluar dari daerah ini. Ini menunjukkan adanya keberhasilan moral aksi sebagai nilai-nilai dan modal sosial yang terus bertumbuh di dalam gerakan koperasi,” katanya.
Namun dia mengingatkan bahwa pendidikan teramat penting untuk menghasilkan anggota koperasi yang bermutu. Karenanya dalam gerakan koperasi kredit, pendidikan jadi pintu masuk. Tiap orang yang hendak jadi anggota koperasi mesti mengikuti pendidikan agar mereka tahu dan sadar akan jati diri koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi. Karena tanpa pendidikan, orang bisa membuka dompet dan menabung tapi tidak punya hati untuk kopdit. Kopdit Boawae sekarang adalah kopdit terbesar di Kabupaten Nagekeo, berada di urutan ke-45 dari 173 kopdit pada tingkat nasional.

Kebanggaan ini tentu harus dibarengi kerja keras. Dinamika masyarakat terus berkembang. Kondisi sosial juga berkembang pesat. Karenanya seluruh anggota koperasi kredit perlu punya komitmen pada perubahan sambil terus mempertahankan jati diri koperasi, yang menekankan kemandirian, solidaritas (kebersamaan), dan pendidikan dan pelatihan. Gerakan koperasi harus selalu berpegang pada prinsip menghargai martabat manusia dan menghargai kemampuan masyarakat lokal. “Anggota kopdit harus bisa mengendalikan perubahan,” ujarnya.

Unsur kedua yang perlu diperhatikan koperasi adalah citra pelayanan, yang berorientasi pada kebutuhan anggota. Standarisasi pengelolaan diperlukan demi pelayanan yang prima. Karenanya studi banding, lokakarya, on job training selama 60 hari sebelum bekerja bagi tenaga manajerial dilakukan. “Kopdit harus diciptakan sebagai tempat yang menyenangkan untuk pelayanan dan menyenangkan dalam bekerja,” katanya. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan juga akan menambah mutu gerakan koperasi. “Kita tidak hanya bangga dengan jumlah anggota, tapi anggota yang bermutu”.
Mutu anggota ditentukan oleh pengelolaan dan penggunaan uang yang dipinjamkan dari koperasi. Ini mengharuskan koperasi kredit memiliki standar aman, akurat dan menghasilkan (ATM). Ini tidak lain menabung uang dengan aman, meminjam dan menggunakan uang dengan kreatif. Langkah ini akan menjadi medium mencegah berbagai penyakit sosial, sehingga anggota koperasi “menjadi rasul” bagi orang yang belum kenal koperasi.

Anggota kopdit hampir 70 persen adalah petani yang perlu juga merencanakan masa depan, mengendalikan uang, dan membuat bagaimana uang bekerja untuk mereka. Karenanya koperasi kredit menciptakan produk simpanan masa tua yang jumlahnya sekarang Rp1 miliar lebih. Gerekan ini juga menggerakkan kebersamaan melalui solidaritas kematian. Selama tahun 2008 santunan yang diterima Rp1,2 miliar lebih, sedangkan premi yang diberikan ke Inkopdit Rp1,6 miliar. Total uang lilin yang dikumpulkan bagi 336 anggota yang meninggal selama tahun 2008 sebesar Rp840 juta. Uang ini wujud solidaritas anggota terhadap anggota lainnya.

Ketua DPRD Ngada Thomas Dolaradho bicara soal koperasi kredit sebagai wadah bersama dan tempat saling menolong. Dia menekankan proses penyadaran melalui pendidikan agar masyarakat luas menemukan tempat yang lebih baik bagi perbaikan ekonomi mereka dan tempat mengembangkan usaha. Gerekan koperasi kredit itu dia ibaratkan memberi dua ketul roti dan lima ekor ikan. Dia menekankan prinsip keswadayaan, pendidikan dan pelatihan sebagai brand koperasi kredit. “Kekuatan dasar kita yang lainnya adalah solidaritas. Ada bela rasa,” ujarnya.

Dia mengingatkan pengurus untuk memberi jaminan bahwa uang anggota yang disimpan di koperasi tidak hilang. RAT harus bisa memberi jaminan soal itu. “Jika ada jaminan, timbul kepercayaan. Dengan ini kita menjadi rasul penggerak koperasi, bisa tolong sesame,” katanya.

Bupati Ngada mengatakan, dia bangga dan terharu membaca laporan. Karena kopdit dibangun oleh lebih dari 70 persen petani. “Kita semua tahu kondisi petani kita”. Bupati bicara pentingnya kebersamaan. Sebab kalau berdiri sendiri, kita tidak bisa berbuat banyak. “Saya mau tekankan unsur kebersamaan. Itu kesadaran yang luar biasa. Kita celaka kalau sendiri-sendiri”.

Dia memuji prestasi kopdit yang pertumbuhan anggotanya dalam setahun 50 persen, dengan aset dari Rp13 miliar lebih menjadi Rp19 miliar lebih. Namun dia minta agar dalam laporan pengurus disajikan angka-angka yang menunjukkan bahwa dana-dana yang dipinjamkan itu digunakan untuk hal apa saja, sehingga “kita bisa tahu penggunaan pinjaman uang dari koperasi”.

Dia bilang sejak dilantik jadi bupati, dia menekankan perlunya proses kapitalisasi yang berpusat di pedesaan. Masalahnya, petani kita jika mau kerja sawah butuh uang dan mereka pinjam ke mana? “Saya yakin bahwa kita punya kekuatan tersembunyi setelah kita lihat pertumbuhan di koperasi. Saya makin yakin modal kita sangat kuat”.
“Di mana-mana ada RAT, saya datang karena saya lihat koperasi adalah pilihan yang cocok. Namun dalam laporan RAT itu saya tidak temukan berapa pinjam untuk ekonomi, pinjam untuk beli peralatan kerja, pinjaman untuk kesehatan, pinjam untuk pendidikan,” katanya.

Mengapa saya tekankan itu agar saya bisa hitung jasa koperasi. Berapa share yang diberikan koperasi untuk mendukung kemajuan.

Dalam perayaan 50 tahun Kabupaten Ngada, kata Bupati, dia mendorong perlunya pendidikan nilai-nilai. Masyarakat di kampung-kampung bicara nilai apa yang masih ada dan nilai mana yang sudah hilang. Dia menekankan lima nilai dasar yang perlu dikembangkan terus. Pertama, kejujuran. Ada orang pinjam di koperasi tapi tidak mengangsur pinjamannya. Ini curang terhadap orang lain. Kedua, nilai kebersamaan; ketiga nilai keadilan (berikan kepada orang yang berhak), keempat moralitas; dan kelima, disiplin. Koperasi hancur karena anggota tidak disiplin.

“Saya belum berani mendeklarasikan Kabupaten Ngada jadi kabupaten koperasi. Kalau 50 persen lebih penduduknya telah jadi anggota koperasi, baru saya deklarasikan sebagai kabupaten koperasi,” katanya.

Wakil Ketua Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Jakarta Theofilus Woghe mengatakan, kita semua punya komitmen membangun martabat manusia. Pada saat krisis begini, krisis keuangan global, kita harus punya optimisme. Sebab celaka sudah krisis, pesimistis lagi. Perlu ada moral harapan. Jangan sampai krisis meluluhlantakkan apa yang telah kita capai. Dia menyebutkan perintis Kopdit Boawae telah berpikir visioner. Pada 35 tahun lalu, mereka merintis kopdit ini yang sekarang terus berkembang.

Namun jika memperhatikan anggota kopdit sekarang ini, umumnya berumur 40 tahun ke atas. Kalau tidak ada perubahan, maka kopdit ini akan mati pelan-pelan (MPP). Karenanya dia mendorong pengurus kopdit untuk menjangkau kaum kaum muda, mengajak mereka jadi anggota kopdit.

Pertumbuhan anggota pada ada 2008 cukup besar. Apa relevansinya, dia bertanya. “Sikap jujur, takut dosa”. Saya ingat bapak Bene Raga, seorang sopir dari generasi perintis tidak bisa tidur nyenyak karena lupa catat pinjaman pada buku pinjaman. Beruntung anggota koperasi juga jujur. “Mae, mae, doi ata (jangan, jangan ini uang orang),” kata Bene Raga, dikutip Theo. “Jaga betul mutiara ini. Karena sekarang kita lagi krisis nilai,” lanjutnya.

Theo menekankan lagi positioning dari kopdit yakni membangun kepercayaan anggota. Apa jaminan bagi anggota menabung uangnya di kopdit? “Kepercayaan. Biar kita cari anggota dengan kepala ke bawah, sulit orang datang”.

Kedua, diferensiasi. Dia bilang daperma jadi branding kopdit. Pengurus juga mesti orang-orang professional. Kerjanya volunter, tapi bukan amatiran. Ketiga, brand/imej. Pengurus perlu ubah cara pikirnya. Berpikir komprehensif. Selama ini hanya ada job description. Tapi perlu ada job accountability. Kegiatan banyak tapi hasilnya apa?

“Ke depan kopdit perlu memikirkan ekonomi riil, sektor riil”.

Sambutan Bupati Nagekeo didaulatkan pada Camat Boawae Imanuel Ndun. Camat bicara soal kebersamaan, solidaritas. Dia bilang “membangun koperasi dengan iman”. Dia juga mengatakan perlu membangun citra diri yang membedakan gerakan koperasi kredit dengan lembaga keuangan lainnya.*

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya dari CU Esthi Manunggal Solo, Mbak Magda (manager) bertanya pada saya apa saya mau jadi kontributor Solo untuk buletin milik inkopdit. Saya bilang, saya mau dan mau berkenalan dengan Pak Frans.

Sunandar