Oleh FRANS OBON
Foto bersama setelah penutupan pelatihan pada hari terakhir, Minggu 21 Desember 2008. Ujung kanan Kepala Sekolah SMAK Frateran Ndao, Frater M Sarto BHK.
Dua minggu sebelumnya, Pak Rafael Rondo dari SMAK Frateran Ndao, Ende bicara dengan saya dan Frans Anggal di Redaksi Flores Pos di Jln El Tari. Intinya sekolah yang diasuh Kongregasi Frateran Bunda Hati Kudus itu mau menghidupkan majalah dinding. Konsepnya adalah para siswa sendiri yang mengelolanya. Guru-guru hanya membimbing.
Tapi para siswa perlu dibekali sedikit dengan teknik-teknik menulis sehingga mereka punya pengetahuan dan keterampilan dasar mengelola majalah dinding. Setidaknya sejak di bangku sekolah menengah, mereka memiliki ketertarikan pada dunia tulis menulis.
Rafael alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere, Flores. Dia kampus Ritapiret, tempat dididik para calon imam praja. Kini dia mengajar bahasa Jerman di sekolah tersebut.
Dia bilang pada saya, sudah lama sekolah itu menerapkan dan menghidupkan budaya baca di kalangan para siswa. Dia pikir akan lebih baik kalau saripati dari bacaan para siswa ini jadi referensi kalau mereka menulis opini. Untuk itu mereka perlu keterampilan menulis opini. Sekaligus menulis reportase kegiatan sekolah untuk diberitakan di majalah dinding tersebut.
Dia minta kami di Flores Pos untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada para siswa. Kami sepakat mengenai materinya: opini, meliput dan menulis berita, puisi dan cerpen. Jadwal dan surat permintaan untuk kursus kilat ini akan diberikan kemudian.
Kami dapat surat bahwa pelatihan selama empat hari, 18-21 Desember 2008, berlangsung di sekolah tersebut. Kami lalu bagi tugas. Saya tangani teknik meliput dan menulis berita. Sebab sudah lama saya menangani masalah ini dalam posisi saya sebagai Redaktur Pelaksana di Flores Pos dan Mingguan Dian. Pater Laurens Olanama SVD tangani cerita pendek (cerpen) dan puisi, dan P Steph Tupeng Witin SVD tangani opini. Hari pertama saya, hari kedua Pater Steph, hari ketiga P Laurens, dan rencananya hari keempat kami bertiga. Namun Pater Steph berhalangan. Hari terakhir ini dipakai untuk mengoreksi karya siswa. Sekaligus untuk mengecek apakah siswa telah memahami dan bisa mempraktikan apa yang telah kami berikan.
Pada hari pertama, ada pembukaan resmi kegiatan oleh Kepala Sekolah SMAK Frateran Ndao, Frater M Sarto BHK. Frater Sarto mendorong dan menyemangati 38 siswa yang ikut latihan untuk menggunakan kesempatan ini dengan baik.
Frater bilang, pelatihan ini dibuat agar para siswa tidak saja sungguh mahir dalam menulis, tetapi menjadikannya salah satu pilihan ke depan. Dia menceritakan ketika masih mengajar di Kupang, ada siswa yang sekarang bekerja di salah satu televisi swasta di Jakarta karena memiliki minat di dalam dunia tulis menulis.
Malah Frater pada acara penutupan Minggu menjanjikan akan memberikan bonus kepada para siswa yang punya karya terbaik. Frater mengatakan, sekolah akan merespon positif semua inisiatif yang memajukan kemampuan menulis para siswa. Frater mendukung tekad para siswa untuk mengelola majalah dinding.
Salah seorang guru pendamping Rafael Rondo mengatakan, pelatihan jurnalistik ini merupakan bagian integral dari program membaca selama ini. “Saya lihat ada kemauan untuk membaca. Ada jam baca dan bagaimana membaca efektif. Program ini dipadukan dengan pelatihan jurnalistik,” katanya.
Pelatihan ini juga akan menjadi kesempatan bagi siswa untuk terampil mengelola majalah dinding. “Para guru mengusulkan agar semua siswa mendapat pelatihan jurnalistik. Namun, kita fokus pada beberapa anak dulu. Ini terobosan luar biasa dan kita akan berusaha mengisi majalah dinding,” katanya.
Lista, seorang siswa mengatakan, mereka senang mengikuti pelatihan dan berniat akan mengelola majalah dinding. “Semoga mading kita bangun lagi dari tidurnya yang panjang selama ini,” kata Lista.
Masih ada pembicaraan lanjutan. Jika nanti kemahiran menulis para siswa bagus dan ada kemajuan --- mudah-mudahan demikian – maka Flores Pos akan menyediakan halaman khusus dan para siswa mengisinya dengan karya-karya mereka. Agustus mendatang, rencananya akan dibuat eksperimen pertama. Rencana ini tidak saja melatih siswa menulis, melainkan juga menumbuhkan minat menulis di kalangan siswa dan mereka akan menjadi pembaca Flores Pos di masa depan. Hitung-hitung news in education.
Ende, 21 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar