Oleh FRANS OBON
Kemajuan pembangunan suatu daerah, salah satunya tergantung dari perencanaan. Mengutip Peter L Berger, perencanaan pembangunan itu baik atau buruk bisa terlihat dari dampak yang ditimbulkannya. Rancangan bangun pembangunan yang rasional, objektif, dan tepat sasar akan terlihat dari efektivitas dan efisiensi program dalam pelaksanaannya. Banyak program tidak berjalan dengan baik lantaran perencanaannya tidak tepat.
Itulah alasan mendasar sebenarnya mengapa Harian ini mengundang Kepala Bappeda Manggarai Barat Rafael Arhat untuk mendiskusikan soal perencanaan pembangunan, Sabtu pekan lalu. Bappeda adalah simpul terpenting dari perencanaan pembangunan di daerah. Manggarai Barat dipilih dalam diskusi ini hanyalah salah satu contoh locus perencanaan. Peserta diskusipun sebagian besar yang diundang adalah akademisi di perguruan tinggi, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat dan praktisi pembangunan.
Dari paparan Rafael Arhat, kita mendapatkan penegasan kembali bahwa perencanaan pembangunan yang punya efektivitas dan efisiensi yang maksimal memprasyaratkan adanya perencanaan yang sistemik, bukan parsial. Dalam perencanaan sistemik seperti ini, peran kepemimpinan pada segala level menentukan. Kepemimpinan di satuan kerja perangkat daerah, misalnya akan menentukan implementasi riil dari visi, misi, dan program bupati dan wakil bupati.
Hal terpenting lain dari diskusi ini adalah perencanaan pembangunan yang holisitik tidak saja dalam pendekatannya, tetapi juga komitmen bersama dalam sebuah kawasan. Flores dan Lembata sebagai sebuah kawasan akan menjadi lebih kuat jika pemerintah-pemerintah daerah bersatu. Analogi sapu lidi digunakan untuk menggambarkan bahwa hanya dalam satu kesatuan komitmen bersama, daya tawar pemerintah daerah di Flores dan Lembata akan menjadi lebih kuat dalam konteks persaingan antardaerah di tingkat nasional. Flores dan Lembata yang berada di periferi Republik ini akan makin melemah jika pendekatan pembangunannya tidak dibangun secara holistik. Flores dan Lembata sebagai sebuah kawasan ekonomi akan tetap terbelakang jika dibangun secara parsial. Ini sama halnya kita akan terus mengekalkan sekat-sekat primordialisme di kawasan ini.
Karenanya diskusi ini, kalau boleh dipandang sebagai rekomendasinya, adalah perlunya sebuah ajang di mana Bappeda-Bappeda di seluruh Flores dan Lembata bertemu untuk membahas lebih serius tentang membangun Flores dan Lembata sebagai sebuah kawasan ekonomi. Perencanaan yang terpadu ini tentu saja membutuhkan komitmen politik dari pemerintah daerah. Diskusi ini adalah awal untuk memikirkan lebih serius membangun Flores dan Lembata sebagai sebuah kawasan. Dan Flores Pos memandang penting diskusi ini karena semuanya berawal dari perencanaan.
Flores Pos / Bentara / Perencanaan
2 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar