24 Juli 2008

10 Jurnalis Australia Kunjungi Flores Pos

Rombongan menerima selendang tenun ikat tradisional yang ditenun perempuan Ende, Flores.

Sebanyak 10 jurnalis Australia dari Asia Pacific Journalism Centre (APJC) mengunjungi Redaksi Harian Flores Pos di Jl El Tari Ende, Senin 21 Juli lalu. Beyond Australia, judul besar dari program Understanding Near Neighbours ini.

Helen Musa (APJC), Whitney Fitzsimmons (presenter dari ABC Television), Jessica Mahar (Journalist dari Macarthur Advertiser), Gary Cox (associate producer dari SBS World News), Alexandra Kennedy (project officer APJC), Christine Webster (presenter dari Radio Australia), Benjamin Doherty (journalist The Age), Carlo Oreglia (Presenter dari SBS Radio), Dawn Gibson (news journalist dari The West Australian) dan Amy McQuire (journalist dari National Indigenous Times).
“Kami mau kenal kebudayaan, agama, pendidikan, dan pembangunan di Indonesia. Kami ingin mengenal secara dekat tentang kondisi Flores yang berada sangat jauh dari pusat pemerintahan Indonesia di Jakarta,” kata Helen Musa.
Rombongan jurnalis Australia ini sempat bertemu Bupati Ende, Paulinus Domi dan kunjungi SMAK Syuradikara, sebuah sekolah unggul milik Serikat Sabda Allah (SVD/Divine Word Missionary Society).
“Kami sangat gembira. Sekarang kami mau bertemu dengan para jurnalis. Kami mau mendengar dari para wartawan tentang Flores Pos dan tentang Flores,“ kata Helen.
Direktur Keuangan PT Arnoldus Nusa Indah, Br Wilfrid Kromen SVD dan P Charles Beraf SVD (editor Flores Pos) menerima rombongan di ruang Redaksi.
Helen minta media, terutama Flores Pos peka dengan kehidupan ekonomi masyarakat. Masyarakat miskin karena korupsi. Jurnalis, kata dia, perlu independen berhadapan dengan pemerintah. Dia juga minta Flores Pos bertanggung jawab dan menyuarakan kepentingan masyarakat lokal.
"Flores Pos bertanggung jawab dan menyuarakan kepentingan masyarakat lokal"

“Jangan berdiam diri. Harus bertanggung jawab, meskipun dengan risiko dibenci seperti yang terjadi pada jurnalis-jurnalis di Australia. Jurnalis di Australia dibenci, terutama oleh pemerintah, politisi, tetapi disenangi oleh para mahasiswa dan aktivis,” katanya.
Alexandra Kennedy, project officer dari APJC mengatakan independensi pers terwujud dalam tanggung jawab pers terhadap kepentingan masyarakat. Tanggung jawab butuh keberanian.

1 komentar:

Marianus mengatakan...

begini sebaiknya jiwa seorang wartawan atau jurnalis... dapat menjadi pemantau dan koreksi kebijakan "orang besar" atau pembuat kebijakan dan ada keberpihakkan kepada masyarakat umum. salam kenal