09 Januari 2008

Menolong Perempuan

Oleh FRANS OBON


Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta meminta Seminari Tinggi Ledalero menggunakan kekuatan dan jaringannya untuk menolong perempuan dari bahaya tindakan kekerasan dan trafficking (perdagangan perempuan). Sebab menurut Menteri, tingkat kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan manusia di wilayah ini tergolong tinggi. Seminari Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Nusa Tenggara Timur dipandang memiliki peran strategis dalam membendung dan menghapus tindakan kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan manusia.

Permintaan untuk menjadi penolong, sekaligus berada di depan untuk mengkampanyekan penghapusan budaya kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan manusia dalam arti tertentu merupakan suntikan untuk menambah semangat dan meningkatkan komitmen lembaga pendidikan calon imam ini untuk makin terlibat di dalam perjuangan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Kendati lembaga pendidikan ini dikhususkan untuk mendidik calon imam, dan beberapa tahun belakang menerima mahasiswi untuk menyenyam pendidikan di sini, namun sumbangan Ledalero terhadap gerakan pemberdayaan perempuan sudah lama dilakukan.
Di dalam Gereja Katolik sendiri, terjadi perubahan besar yang luar biasa untuk mengembangkan teologi feminis, ada usaha-usaha untuk menafsirkan secara baru teks-teks Kitab Suci yang memberi penghargaan terhadap perempuan. Kisah penciptaan manusia, Adam dan Hawa diinterpretasi secara segar, saling melengkapi, tanpa ada subordinasi antara perempuan dan laki-laki.
Di Gereja-Gereja Lokal, dibentuk sekretariat-sekretariat, dirancang program untuk memberdayakan perempuan. Sejarah Gereja Katolik sendiri di wilayah ini erat pula kaitannya dengan pemberdayaan perempuan. Sejak kehadirannya di sini, ada usaha untuk memberdayakan perempuan secara ekonomis melalui kursus-kursus menjahit dan berbagai kursus lainnya yang memberi keterampilan kepada kaum perempuan. Ada lembaga yang dikhususkan untuk mendidik anak-anak perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa Gereja Katolik sudah lama memperhatikan dan memberdayakan kaum perempuan agar mereka bisa mandiri, memberi kontribusi bagi kemajuan ekonomi masyarakat.
Kita mengakui bahwa perkembangan makin rumit dan persoalan yang dihadapi kaum perempuan juga makin kompleks. Kompleksitas masalah tentu saja menuntut Gereja Katolik mencari cara-cara baru dalam reksa pastoralnya berkaitan dengan masalah kaum perempuan. Cara-cara baru itulah yang kita harapkan dari Ledalero karena lembaga ini kita anggap sebagai tangki pemikir Gereja Lokal. Kajian-kajian mereka sangat menolong jejaring lainnya untuk mendapat inspirasi menolong perempuan keluar dari keterpurukan mereka.


FLORES POS | BENTARA | AGAMA | 11–4-2007 |

Tidak ada komentar: