18 November 2007

Dimensi Sosial dari Kopdit

Oleh FRANS OBON

Koperasi kredit (kopdit) bertumbuh dari bawah, buah dari gerakan massa akar rumput untuk menolong diri mereka sendiri. Karena itu sendi koperasi kredit adalah pendidikan, swadaya, dan solidaritas.
Pendidikan menjadi penting karena sebagai lembaga keuangan, koperasi kredit harus mengelola aset-asetnya dengan manajemen yang rasional. Koperasi harus mengelola uang yang ditabung anggotanya. Tidak ada kata kompromi kecuali menjalankannya secara profesional jika koperasi ingin bertahan dan memenangkan persaingan antarlembaga keuangan. Ke depan, koperasi harus bisa bersaing dengan lembaga keuangan lainnya yang menjadi sumber pembiayaan kegiatan ekonomi masyarakat. Hanya bedanya, setiap anggota koperasi harus dididik karena semua anggota berpeluang untuk menjadi fungsionaris koperasi.

Koperasi juga menjadi kuat karena aspek swadayanya. Itu berarti kekuatan koperasi bertumpuh pada kekuatan anggota. Tabungan anggota dan kapitalisasi modal melalui kredit menjadi kekuatan utama. Dan ini hanya bisa terjadi kalau ada solidaritas di kalangan anggota. Solidaritas akan menjadi jiwa dari gerakan koperasi.
Solidaritas memilik dua sayap. Saya pertama adalah solidaritas internal. Koperasi tumbuh karena ada komitmen untuk saling menolong di kalangan para anggota. Anggota yang menunggak kredit, misalnya akan merusak solidaritas ini. Sebab kredit macet akan menghentikan perputaran uang di kalangan anggota. Solidaritas internal itu juga terwujud dalam adanya jaminan dana perlindungan kematian (daperma) sehingga orang yang telah meninggal tapi tidak dapat mengembalikan lagi pinjamannya akan ditanggung dana daperma.
Namun solidaritas ini memiliki sayap kedua, yakni solidaritas dengan masyarakat luas. Yang kurang sekarang ini adalah membangun solidaritas dengan masyarakat luas melalui penyisihan sebagian pendapatan koperasi untuk kegiatan-kegiatan amal. Di sini koperasi tentu tidak akan bertindak sebagai sinterklas baru dalam masyarakat. Yang dituntut adalah bagaimana koperasi membantu masyarakat miskin lainnya melalui program-program sosial mereka.
Cita-cita ini tentu masih jauh. Sebab saat ini koperasi masih “membenahi” dirinya sendiri. Koperasi yang makin tumbuh, dengan aset miliaran rupiah, dengan perputaran kredit yang makin besar, menuntut kerja keras, komitmen, dan profesionalisme. Koperasi masih berkutat dengan penciptaan program kredit yang menarik masyarakat untuk menjadi anggota. Di tengah semua usaha ini, kita berharap dimensi sosial dari gerakan ini tidak boleh dilupakan.

Flores Pos | Bentara | Kopdit
| 22 Januari 2007 |

Tidak ada komentar: