24 September 2007

Kunjungan Paus ke Brasil

Oleh: FRANS OBON

Paus Benediktus XVI mengunjungi Brasil dari 9-13 Mei 2007. Inilah kunjungan pertama paus berusia 80 tahun itu ke Amerika Latin sejak pengangkatannya 2005. Paus akan membuka Konferensi umum ke-5 Para Uskup Amerika Latin dan Karibia di Aparecida, Minggu (13/5).

Ketika tiba di bandara Sao Paolo, Paus menekankan lagi sikap Gereja Katolik mengenai pentingnya mempertahankan hidup, keluarga, dan identitas Katolik Amerika Latin. “Brasil bukan saja terlahir sebagai Kristen dan sekarang ini jumlah orang Katolik paling banyak, tetapi juga karena Brasil adalah sebuah bangsa yang secara potensial kaya dan kehadiran gereja memberikan kegembiraan dan harapan bagi seluruh Gereja”. Menurut Paus, Gereja dipanggil untuk memberikan kesaksian kepada dunia tentang cinta Bapa yang ingin menjadikan bangsa manusia dalam satu keluarga di dalam PutraNya.

Dalam kunjungan yang diliputi 3.200 wartawan dari berbagai media ini, Paus menekankan tiga hal penting. Paling tidak tiga hal ini menjadi pergumulan Gereja Katolik Amerika Latin.

Pertama, soal aborsi. Terakhir parlemen Meksiko melegalkan aborsi melalui undang-undang negara. Paus meminta uskup-uskup Amerika Latin agar dalam konferensi mereka, identitas mereka sebagai negara mayoritas Katolik ditunjukkan lewat sikap menghargai hidup mulai pembuahan hingga kematian yang alamiah.

Kedua, keadilan. Paus mengatakan, keadilan telah menjadi prioritas bagi Amerika Latin. Meskipun terjadi perbedaan dalam memandang dan menilai teologi pembabasan. Dalam perdebatan ini, paus melihat ada ruang perdebatan mengenai bagaimana caranya menciptakan situasi yang membebaskan manusia dari belenggu penindasan dan kemiskinan. Ruang inilah menyebabkan teolog terbagi dua. Namun dia memuji Uskup Agung Oscar Romero dari San Salvador yang mati dibunuh tahun 1980 saat sedang merayakan ekaristi. Paus menyebutnya “penyaksi agung tentang iman”

Ketiga, memberi kontribusi pada kebaikan bangsa. Sebagai mayoritas, orang Katolik perlu memberikan kontribusi bagi kebaikan bangsa, sehingga bangsa menjadi tempat semua orang memiliki kegembiraan dan harapan. Hal ini sejalan dengan tema konferensi “Semoga Semua Orang Memiliki Hidup”.

Situasi Brasil dengan situasi kita di sini hampir tidak jauh berbeda. Bagaimana politisi kita berperilaku tidak lagi dijiwai oleh iman. Ketidakadilan dan kemiskinan meningkat, dan sikap tidak peduli terhadap kebaikan umum makin besar.

Jumlah orang Katolik di wilayah ini mayoritas, mestinya juga besar pula dalam memberikan kontribusi pada kebaikan umum. Paus tengah berada di Brasil, sebuah negara yang jauh dari kita, tetapi situasinya terasa amat dekat dengan kita.

*Flores Pos/Bentara/Paus 11 Mei 2007

Tidak ada komentar: