Oleh FRANS OBON
Ketika bicara di depan para pelajar di SMA Katolik Syuradikara, salah satu sekolah menengah tertua di Flores dan lembaga pendidikan asuhan Suster-Suster Ursulin, Santa Ursula di Ende, Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan bahwa para guru tidak hanya bertugas mengajar melainkan juga mendidik budi pekerti. Para siswa tidak hanya belajar mengetahui tetapi pendidikan mesti membentuk karakter kepribadian mereka. Keseimbangan antara punya pengetahuan dan pendidikan nilai merupakan fondasi dasar bagi pembentukan peradaban dan karakter bangsa ke depan.
Peringatan Sri Sultan di lembaga pendidikan di Flores dapatlah dilihat sebagai sebuah anamnese, sebuah kenangan manis yang patut dihidupkan kembali dan terus menerus mengenai sejarah pendidikan di Flores. Dalam sejarah pendidikan di Flores, dua aspek ini sangat ditekankan. Kita tahu dari sejarah bahwa sejak Gereja Katolik Flores secara besar-besaran membangun pendidikan dasar di seluruh Flores di bawah bimbingan Keuskupan Agung Ende pada tahun 1920-an, dua aspek ini sangat ditekankan. Ada usaha keras untuk menyeimbangkan antara pendidikan nilai dan transfer ilmu pengetahuan. Disiplin, kejujuran, kerja keras, tidak nyontek, dan nilai-nilai luhur lainnya sedemikian ditekankan dalam seluruh proses pendidikan. Para siswa dilatih dan dididik untuk tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Para siswa dari kampung-kampung memikul bekal mereka dan tinggal di asrama di bawah bimbingan dan pendampingan yang intens para pembina asrama. Dalam kurun 50 tahun, wajah Flores berubah.
Zaman mungkin telah berubah. Metode diganti. Namun hakikat dasar dari pendidikan yakni membangun peradaban tidak akan pernah berubah sepanjang zaman. Lembaga pendidikan masih dianggap sebagai dapur bagi proses kebudayaan dan demokratisasi. Pendidikan tentu saja ingin membina kecerdasan anak didik. Daya kritis ini dibangun sedemikian rupa sehingga hasil dari lembaga pendidikan sungguh bisa mempertanggungjawabkan tindakan mereka secara rasional. Namun di samping itu, lembaga pendidikan juga harus pula menjadi tempat di mana anak didik peka terhadap lingkungan sekitarnya. Kepekaan sosial itu mesti dibangun agar anak didik kita mampu membangun lingkungan sosial yang lebih beradab.
Dalam konteks kehidupan modern dan globalisasi, amatlah penting bagi anak didik kita diajarkan nilai-nilai multikulturalisme. Mereka mesti dididik untuk menghargai keberagaman etnik, budaya, cara pandang, ideologi, agama, dan lain sebagainya. Multikulturalisme adalah sebuah tuntutan baru bagi lembaga pendidikan kita agar tercipta sebuah koeksistensi dan proeksistensi secara damai. Dengan demikian tercipta sebuah peradaban dan keadaban baru yang lebih manusiawi.
Flores Pos / Bentara / Pendidikan
28 November 2008
1 komentar:
Artikel anda:
http://pendidikan.infogue.com/
http://pendidikan.infogue.com/bangun_peradaban_dari_sekolah
promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!
Posting Komentar