16 Juni 2008

Koperasi Harus Makin Kompetitif

Oleh Frans Obon
Koperasi kredit (Kopdit) Sangosay di Kabupaten Ngada lahir dari keprihatinan ekonomi para guru-guru di bawah lingkup Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ngada (Yasukda). Inilah bentuk kerja sama yang harmonis antara awam Katolik (para guru) dan para imam (pengurus Yasukda), yang punya satu tujuan bersama: merancang pastoral yang membebaskan umat dari belenggu kemiskinan ekonomi.

Prakarsa ini dimulai 6 Juni 1977 dengan membentuk Kelompok Studi Tabungan (KST), beranggotakan 21 orang dan modal awal Rp35.000. Biji sesawi yang ditanam di tanah Ngada yang subur itu telah berkembang pesat dan telah bertumbuh menjadi sebuah lembaga keuangan yang terpercaya. Sekarang data per Desember 2007, kekayaan Kopdit Sangosay Rp42,1 miliar lebih, saham Rp21,5 miliar lebih dan kredit yang beredar di 5.838 orang anggota sebesar Rp37,9 miliar lebih.
Man behind the gun, itulah faktor yang menentukan keberhasilan ini. Salah satunya adalah manajer Kopdit Sangosay Lodofikus Lenga. Tangan dingin pria yang mengenyam pendidikan di Fakulutas Keguruan jurusan Pendidikan Dunia Usaha di Universitas Cendana (Undana) Kupang ini cukup memberikan andil membesarkan Sangosay.
Dia mengatakan, tantangan terbesar gerakan koperasi kredit adalah memenangkan persaingan. Karena sekarang ini, katanya, banyak sekali lembaga keuangan lainnya yang menawarkan produk yang menarik. Tantangan ini akan menuntut koperasi makin kompetitif. Sampai sekarang, setidaknya koperasi kredit telah memenangkan sebagian dari kompetisi ini.
Diapun bertekad untuk memenangkan persaingan ini. Syaratnya adalah memperkuat kapasitas manajemen dan meningkatkan sumber daya manusia baik jajaran pengurus maupun anggota. Di tingkat pengurus, skill manajerial perlu terus diperbarui dan ditingkatkan baik melalui pendidikan dan latihan maupun melalui studi banding dengan koperasi yang lebih maju.
Pengurus perlu piawai menciptakan produk yang makin menarik dan punya daya saing serta merancang strategi pendekatan pelayanan, yang memudahkan anggota mengakses sehingga terciptanya pelayanan yang efisien dan efektif.
Di kalangan anggota, pendidikan memainkan peran sentral. Pendidikan yang terus menerus akan mencerdaskan anggota dan memprekuat pilihan mereka menabung uang di koperasi, serta mencerdaskan mereka agar tidak begitu mudah tertarik dengan produk lembaga keuangan lainnya. Tentu saja ini berkaitan dengan faktor kepercayaan dan kepercayaan muncul dari pengelolaan yang profesional, efisien, dan efektif yang dilakukan jajaran pengurus.
Untuk menunjang semua ini, katanya, Kopdit Sangosay merasa perlu melakukan pembaruan teknologi seperti menggunakan sistem komputerisasi pengelolaan keuangan. Ke depan koperasi ini akan menggunakan informasi teknologi, agar anggota memiliki akses terbuka terhadap pengelolaan koperasi.
Lodo, begitu biasa ia disapa, tidak takut dengan momok yang sering menghantui koperasi: kredit macet. Ayah dari Inda Lenga, Icha Lenga, dan Alin Lenga ini amat percaya bahwa pelayanan dan pendekatan pelayanan adalah kunci utama menekan kredit macet. Karena itu jajaran pengurus membuka pos dan tempat-tempat pelayanan. Sampai sekarang kredit macet di Kopdit Sangosay terbilang kecil. “Kami menerapkan pendekatan kelompok, sehingga memudahkan monitoring,” katanya.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Ngada, yang menjadi anggota koperasi masih terbilang kecil. Potensi ini juga menjadi peluang bagi koperasi. Karena itu Lodo mengatakan, pihaknya akan menggencarkan promosi baik melalui media elektronik maupun media cetak, melakukan inovasi teknologi, dan membuka akses pelayanan yang lebih luas.
Mengelola koperasi, ia memegang prinsip: jujur, tanggung jawab, dan transparan, dan demokratis. “Inilah prinsip dasar saya mengelola koperasi,” katanya, Rabu (23/1). Prinsip ini bersumber dari moto hidupnya “Bekerja sepenuh hati, sebuah panggilan hidup”. Dia pun memberikan dirinya untuk koperasi. Prinsip dan moto hidupnya selalu mengingatkan dia untuk menjaga kepercayaan anggota.

Flores Pos | Feature | People | 25 Januari 2008 |

Tidak ada komentar: