10 Januari 2008

Listrik untuk Ekonomi

Oleh FRANS OBON

Sudah lama menjadi kegelisahan media ini mengenai lambannya pertumbuhan ekonomi di sektor primer di wilayah ini. Ini bisa kita lihat dari komposisi penduduk kita yang sebagian besar berada di sektor primer.

Pengenalan terhadap ekonomi dengan teknik modern melalui perkebunan yang dipelopori Gereja Katolik serta modernisasi cara bertani oleh Delegatus Sosial (Delsos) – sekarang Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi – belum mendapat respon yang lebih bergairah di kalangan para petani kita. Modernisasi bertani sepertinya berjalan di tempat. Mungkin dengan itu kita bisa mengerti mengapa pertanian kita berjalan di tempat. Desa-desa kita tidak pernah maju-maju. Malah semakin banyak orang-orang desa kita keluar dari desanya, seakan-akan desa mereka tidak lagi menjanjikan apa-apa bagi kehidupan ke depan.
Dengan sedikit latarbelakang ini, diskusi bulanan Dian-Flores Pos mengangkat tema “Listrik untuk Ekonomi”. Intinya adalah bagaimana kita mendorong para petani desa kita untuk bergerak selangkah ke depan agar mereka terjun ke sektor sekunder atau sektor pengolahan komoditas pertanian misalnya, sejalan dengan usaha pemerintah terutama Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperluas jaringan listrik ke desa-desa.
Dengan ditemukannya sumber-sumber alternatif kelistrikan di wilayah kita, maka menjadi tugas dan kewajiban kita untuk mendorong masyarakat agar listrik tidak hanya untuk penerangan saja, melainkan menggairahkan ekonomi pedesaan.
Pertama-tama tentu potensi kelistrikan ini tidak hanya diarahkan kepada investor besar dari luar daerah, yang sering didengung-dengungkan pejabat kita akan bisa memupus kemiskinan bila mereka datang. Bahwa para investor “akan” ini dapat menambah penghasilan bagi daerah, memakmurkan rakyat. Tetapi dalam keyakinan kita, potensi kelistrikan ini haruslah ditujukan terutama bagi rakyat kita di desa-desa. Dengan ini, kita mengubah asumsi kita bahwa bukan investorlah yang bisa memakmurkan rakyat, tetapi rakyatlah yang bisa mengubah diri mereka untuk tidak berada dalam kubangan kemiskinan. Bahwa orang miskinlah yang bisa menolong diri mereka sendiri. Tugas pemerintah adalah bagaimana membangkitkan gairah berusaha (spirit enterpreneurship) di kalangan masyarakat kita dengan memanfaatkan listrik.
Kedua, jika gairah berusaha ini meningkat, maka meningkat pula permintaan masyarakat akan modal. Dengan demikian, lembaga-lembaga keuangan seperti bank, koperasi (kredit) sebagai lembaga pembiayaan dapat memainkan perannya. Di sini akan ada hubungan timbal balik antara lembaga keuangan dan masyarakat.
Dengan demikian, sesungguhnya benefit dari potensi kelistrikan itu akan dipetik PLN, lembaga-lembaga keuangan, masyarakat, pemerintah (pajak dan retribusi). Roda ekonomi akan bergerak cepat. Saat ini masyarakat kita sudah jenuh dengan pertanian yang itu-itu saja. Mereka punya gairah untuk lebih dari itu.

Flores Pos | Bentara | Ekonomi |2 Maret 2007 |

Tidak ada komentar: