18 November 2007

Fenomena Uskup Sensi, Awal yang Baik

Oleh FRANS OBON

Kerja sama antara umat Katolik dan Islam di wilayah ini sudah berlangsung lama. Di lapisan akar rumput, terdapat kerja sama yang baik. Ini terjadi tidak saja karena adanya keinginan yang kuat untuk membangun kemaslahatan atau kebaikan bersama, melainkan jauh lebih dalam yakni berakar di dalam budaya lokal itu sendiri. Dalam masyarakat lokal, ada medium di mana semua orang tanpa sekat agama bisa melebur dalam sebuah kegiatan budaya bersama. Bahkan dalam budaya rumah adat, akar kultur itu jauh lebih dalam.

Tetapi akar kultur seperti ini dan komitmen-komitmen yang telah dibangun untuk terciptanya kemaslahatan bersama lintas agama seringkali dilindas dan digilas oleh situasi politik global dan politik nasional. Padahal kita semua tahu bahwa yang abadi dalam politik adalah kepentingan. Kepentingan-kepentingan politik sempit telah mematikan akar-akar kultural bersama ini ke dalam sekat-sekat yang memisahkan.
Penampilan Uskup Maumere Mgr Vincentius Sensi Potokota di depan ribuan umat Muslim di lapangan Kota Baru Maumere, Selasa (24/10) setelah sholat ied adalah sebuah kehadiran yang fenomenal. Bahwa untuk pertama kalinya seorang pemimpin Gereja Katolik di wilayah ini mengulurkan tangannya secara terbuka di depan umat Muslim dalam sebuah perayaan besar di lapangan terbuka.
Ini sebuah proses pencitraan yang sangat strategis yang dibangun oleh umat Katolik dan Islam di wilayah ini. Penampilan Uskup Sensi di depan ribuan umat Muslim telah memberikan pencitraan yang kuat sekali kepada umat beragama bahwa tidak ada halangan mendasar yang membuat umat beragama tidak bisa membangun kerja sama demi kemaslahatan bersama.
Tetapi penampilan ini juga menjadi sebuah peluang dan tantangan bagi Gereja Katolik Maumere atau Flores umumnya. Katolik sebagai mayoritas di wilayah ini dituntut untuk memainkan peran yang lebih besar dalam memajukan persaudaraan dan kebersamaan lintas agama. Ini menuntut Gereja Katolik sebagai mayoritas untuk bekerja lebih keras lagi mempelopori usaha-usaha yang dapat meningkatkan derajat kemanusiaan, menghilangkan diskriminasi, dan memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menghayati agamanya.
Dengan demikian dari satu sisi Gereja Katolik Flores dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada sumbangan besar dari Nusa Bunga kepada Nusantara bahwa Flores yang mayoritas Katolik tidak membuat diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas. Itu berarti Gereja Katolik makin hari makin dituntut untuk keluar dari sekat-sekat primordial sempit dan mengulurkan tangannya kepada siapa saja yang memiliki kehendak baik untuk membangun kemanusiaan lintas agama. Gereja Katolik didorong lebih keras lagi untuk terus menghargai keberagamaan tanpa jatuh pada relativisme yang menganggap semua agama sama saja.

Bentara / Flores Pos / 27 Oktober 2006

Tidak ada komentar: