GEREJA
Katolik Keuskupan Ruteng melanjutkan sidang sinode yang dihadiri oleh berbagai
kalangan dan utusan umat serta komisi-komisi keuskupan. Sinode III Sesi III ini
melanjutkan dua sesi sebelumnya dengan masalah yang berbeda. Pada sesi III ini
peserta akan membahas tema “Keluarga, Anak-Anak dan Kaum Muda”. Menurut Direktur Pusat Pastoral
Keuskupan Ruteng Romo Martin Chen Pr, Keuskupan ingin mendapatkan potret
masalah dominan dan refleksi teologis pastoral mengenai keluarga, anak-anak dan
kaum muda. Diharapkan, pertemuan empat hari ini, “kembali melahirkan wajah
humanisasi pastoral keluarga, kaum muda dan anak-anak”. Sasaran akhirnya tentu
saja Sinode III Sesi III menghasilkan reksa pastoral keluarga, anak-anak dan
kaum muda yang tepag guna, berdaya guna, dan menjawabi kebutuhan zaman (Flores Pos, 24 September 2014).
Kita kemudian mendapatkan gambaran dan
fakta mengenai reksa pastoral kaum muda dari presentasi yang disampaikan Ketua
Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Ruteng Romo Edy Menori Pr pada pertemuan
Rabu (24/9/2014) yang bertajuk “Pastoral For Menuju Pastoral With Young People”. Faktanya adalah dari segi struktur
administratif, Komisi Kepemudaan telah terbentuk mulai dari level keuskupan
hingga level paroki. Namun, komisi-komisi kepemudaan itu seringkali tidak
memiliki program kerja yang jelas. Ada program tapi tidak dilaksanakan. Ada
yang memiliki kegiatan tapi tujuannya tidak jelas. Masalah utama lainnya adalah
tidak tersedianya tenaga pendamping yang purna waktu. Singkat kata, pastoral
kaum muda belum berjalan maksimal.
Kita tidak bisa menampik bahwa pastoral kaum
muda adalah bagian integral dari pastoral gereja. Karena memang kaum muda
selalu mengharapkan uluran tangan Gereja untuk berjalan bersama mereka dalam
semangat zaman yang begitu cepat berubah. Kaum muda membutuhkan Gereja dan
Gereja dengan sendirinya membutuhkan kaum muda untuk menopang keberlanjutan
eksistensinya. Relasi simbiosis mutualisme seperti ini adalah sebuah panggilan
yang tak terelakkan dari Gereja agar Ibunda Gereja membuka tangannya untuk
menyapa dan merangkul kaum muda.
Kita semua sadar dan sependapat bahwa
masa depan Gereja berada di tangan kaum muda dan akan selalu demikian dalam
sejarahnya. Tetapi faktanya adalah seringkali kita belum mendapatkan cara-cara
yang tepat dan jitu untuk menjawabi kerinduan mereka yang bersumber di dalam
keterbatasan tenaga pendamping dan sumber daya finansial yang mendukung program
pembinaan dan pendampingan kaum muda itu. Mungkin pula pendekatan kita belum
terlalu mengena atau mungkin pula pendekatan adalah hasil copy paste dari
pengalaman-pengalaman masa lalu yang pernah kita lakukan namun barangkali tidak
cocok dengan samangat zaman saat ini.
Sinode III Sesi III Gereja Keuskupan
Ruteng harus bisa menjawabi kerinduan religius yang membara di dalam kaum muda.
Kita mengatakan bahwa kaum muda apatis terhadap kegiatan gereja, ya itu betul.
Fakta yang kita saksikan memang demikian. Tetapi pada sisi lain kita
mendapatkan fakta yang berbeda bahwa sering pula kaum muda kita terutama mereka
yang pulang rantau entah sebagai pekerja migran atau mahasiswa di kota-kota
besar justru tertarik pada ekspresi-ekspresi baru keagamaan tertentu dan
mempengaruhi kelompok muda lainnya di pedesasan dan perkotaan. Oleh karena itu
peserta sinode bisa merumuskan dengan lebih baik dan mudah-mudahan berkat
bimbingan Roh Kudus, Gereja Katolik Keuskupan Ruteng selalu mendapatkan
cara-cara baru untuk menjawabi kerinduan religius yang menggelora di dalam jiwa
kelana kaum muda.
Bentara, Flores Pos, 26-9-2014
1 komentar:
Selamat siang, kalau saya mau bertanya mengenai pengiriman artikel, dimana saya bisa menghubungi pak frans? Terima kasih.
Posting Komentar